Rabu, 28 Oktober 2009

ASTERIVIUS GOLD GENERATIONS ACTIVITY BEFORE 27th OCT

posted by: kafast


Babahungga!!

Keluarga Asterivius menghela nafas lega karena baru aja nyelesain mid. Sekarang lagi nunggu pengumuman nilai. Hmm semoga hasilnya bagus, amin Ya Allah. Nyatet sesuatu di blog nggak lain adalah pekerjaan sambilan. Hahaha ya sambil ngecheck nilai UTS dari situs smansa, kita flashback kegiatan kita…

Rolling time!

26 Oktober 2009, menjelang kedatangan Dirjen yang memonitoring smansa untuk pengangkatan Internasional School alias penghapusan R-SBI menjadi SBI (kalo nggak salah yaa.. ini mah)



Kita flash dari KBM apa yaa??? Oh ini aja.

---------------------------------------Bahasa Indonesia----------------------------------------------


Meski hampir petang, Asterivius masih serius belajar. Asik banget deh belajar dengan Ibu Ar. Materi kali ini katanya si.. Analisis Puisi, katanya? Hahaha :D

Bu Ar ngebagiin beberapa lembar kertas untuk kita simak bersama. Awalnya bingung juga, puisi kok gini? Kayak cerpen gitu gening. Tapi ada sesuatu yang baik untuk dikagumi rupanya. Kami aja sampe berulang kali interprestasi di depan kelas untuk seolah menjadi penyair berbakat sekaligus mengANILISIS maknanya.

Siapa yang ingin mencoba membacakan puisi?
Inilah sastrawan-sastrawati kita…
First : Priska Yudina Utami Sofwan (gilaa…… merinding kita degernya, hebat!))
Second : Freza Faturrahman (huah…… meledak rasa, sungguh luar biasa)
Third : Asri Nurvadyani (lho? menggebu-gebu! salut;))
Forth : Andi Nauval Kadarusman (tong gararetek nya? huahaha :p)
Fifth : Fitri Rodiatul Mardiah (antusias yang patut dibanggakan!)
Last (udah pasti): Aryati Djumena (fantastic, Bu! nada meremehkan yang tepat)

Pengen tau apa puisinya??

Sajak Palsu
R. Sarjono Agus

Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap anak sekolah
dengan sapaan palsu.
Lalu mereka pun belajar sejarah palsu dari buku-buku palsu.
Di akhir sekolah mereka terperangah
melihat hamparan nilai mereka yang palsu.
Karena tak cukup nilai,
maka berdatanganlah mereka ke rumah-rumah bapak dan ibu guru
untuk menyerahkan amplop berisi perhatian dan rasa hormat palsu.
Sambil tersipu palsu dan membuat tolakan-tolakan palsu,
akhirnya pak guru dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu
untuk mengubah nilai-nilai palsu
dengan nilai-nilai palsu yang baru.
Masa sekolah demi masa sekolah berlalu,
mereka pun lahir sebagai
ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu, ahli pertanian palsu, insinyur palsu.
Sebagian menjadi guru, ilmuwan dan seniman palsu.
Dengan gairah tinggi mereka menghambur ke tengah pembangunan palsu
dengan ekonomi palsu.
Mereka saksikan ramainya perniagaan palsu
dengan ekspor dan impor palsu
yang mengirim dan mendatangkan berbagai barang kelontong kualitas palsu.
Dan bank-bank palsu dengan giat menawarkan bonus dan hadiah-hadiah palsu
tapi diam-diam meminjam juga pinjaman
dengan ijin dan surat palsu kepada bank negeri
yang dijaga pejabat-pejabat palsu.
Masyarakat pun berniaga
dengan uang palsu yang dijamin devisa palsu.
Maka uang-uang asing menggertak dengan kurs palsu
Sehingga semua orang blingsatan dan terperosok krisis
yang meruntuhkan pemerintahan palsu ke dalam nasib buruk palsu
di tengah seminar dan dialog-dialog palsu
menyambut tibanya demokrasi palsu yang berkibar-kibar
begitu nyaring dan palsu.


------------------------------PLH---------------------------------

Pendidikan Lingkungan Hidup? Yak, tepat sekali, kawan! Program pendidikan ini menjadi salah satu KBM yang secara penuh wajib untuk ditunaikan (alah ditunaikan? haha) mun ceuk religinya mah diamalkan atanapi dilaksanakeun meuereun, hehehe.

Peristiwa ini akan menjadi sejarah palsu Asterivius dan akan diterbitkan dalam buku palsu untuk kemudian ditebar menjadi berjuta eksamplar, terkhusus bagi seluruh anak sekolah yang menyapa palsu pada guru-guru yang tersipu palsu. (haduh…. tercekik kepalsuan belajar bahasa nih, ada2 aja!)

Ah langsung ke acara inti deh,

Di ruang kelas tercinta…

“Bu Ella kenapa sampe sekarang belum masuk yaa??” bisik mereka. (woi, mereka siapa? perasaan nggak ada yang nanya giiito! / Sst. bawel banget si, dasar Ida!)

Suara gaduh tak terelakkan, bukan bisik-bisik lagi. Malah terdengar seperti keramaian pasar. Seorang siswa dengan seragam putih abu yang melekat longgar ditubuhnya tengah menyalakan LCD proyektor, mengajak mereka-mereka yang sudah tidak berbisik lagi untuk menyaksikan kompak suatu penayangan. Kali ini bukan nonton film bareng tapi online together. Tiada lain tiada bukan adalah kegiatan melihat hasil UTS yang sebagian sudah ada di daftar pengumuman. Oh iyeee…., sebenernya si diselingi buka facebook, yaa siapa si yang nggak kepengen menfaatin online gratis pake u-buntu? (Papa Romed, jangan pesbukan wae atuh!)

Hua! Di situs smansa…. hasil mid yang baru keluar cuma beberapa.. such as math, fisika, sejarah, bahasa jerman dan duka teu apal.
“Nu urang… Nu urang, 091010…. Nu urang sabaraha? Ih boloho maneh mah,”
Ckckck..
Ribut mencuat, dengan bergilir mereka sibuk mencari-cari nilai yang tercantum di bawah NIS mereka. Ribut berangsur hening karena beberapa ke luar ruangan. Ada juga yang sejak tadi belum masuk kelas dan masih betah tersungkur untuk mengusaikan sembahyang. Ini menginjak awal sejarah palsu.
Setelah sekian menit barulah daun pintu menyeruak, disusul letukkan sepatu pentopel yang mengetuk-ngetuk lantai kotor hingga keributan reda. Guru dengan gaun merah ati itu duduk tegap di balik meja computer.
“Ya ampun, ya ampun! Mau jadi apa generasi emas ini kalau tempat belajar saja…….. ya ampun, jorok pisan…” ujar Bu Ella tanpa menghilangkan garis kewibawaannya (haha… baelah ngarang eutik) “Besok, sekolah kita akan dimonitoring Dirjen dari Jakarta. Jadi tolong ciptakan kelas senyaman mungkin, masakah kelas SBI sekotor ini? Eh kela… kela…… naha corengcang? Kamarana yeuh?” tanyanya kemudian sambil mengedikkan kacamta yang mengait di lekukan hidungnya. (dodol, henteu pake kacamata seteh!)

bersambung................;p

Sabtu, 17 Oktober 2009

Current Obsessions

posted by: adityapratama
ASTERIVIUS


Apa ASTERIVIUS?
Penting ga sih?
Gw rasa lo harus baca postingan di bawah ini!

Dimulai dari beragam suku SMP kelas 3 yang berobsesi untuk lulus yang jumlahnya bjibun-jbun di sekitar di Jawa Barat..
Terus terpilihlah 286 murid yang "beruntung" dan di satukan dalam SMA yang bernama SMAN 1 CIANJUR. Dan kemudian berlanjut dengan pemilihan kelas di SMA tersebut. Dari 286 murid "beruntung" dan sekian banyak kelas X di smansa ini, terpilihlah 31 siswa/i "super?" yang di satukan dalam kelas X-7. Peristiwa MOS berakhir dengan dramasasi yang cukup bagus dari kaka-kaka kelas.
 Lalu terpilihlah sesosok manusia dengan banyak image negativnya sebagai presiden di kelas kita ini, dan sesosok perempuan berwajah lugu berhati monster sebagai ibu negara di klas X7 ini.

Dan prosesi belajar-mengajarpun sudah  dimulai!

 Dari nggak kenal jadi kenal, dari malu jadi malu-maluin, dari baik jadi jahat, dari benci jadi demen, dari keren jadi ALAY, dari norak jadi maruk, dan dari otak-otak yang sehat jadi pada autis. Drama pun telah dimulai di kelas ini, seneng, sedih, gembira, haru kita lalui bersama, dan pada suatu hari di bulan puasa, tanggal 9 September 2009, kita mengadakan acara bukber (buka bersama) di salah satu kafe yang lumayan tersohor di Cianjur, dan kami pun menetapkan hari itu sebagai hari terbentuknya "ASTERIVIUS". Sebenarnya, kita membuat nama Asterivius setelah sebulan dari acara bukber tersebut dan melewati perdebatan yang sangat amat gila sekali panjangnya, mulai dari BUCAT, BAKAR, ASTOR, dan lain sebagainya (pikir aja sendiri, hhe), dan terpilihlah nama "ASTERIVIUS" itu sebagai nama keluarga besar X-7 (n_n)v. Tapi yang akan saya tanyakan, apakah drama ini akan berakhir. Tapi memang setiap drama pasti akan ada akhirnya, tapi kami berharap berakhir dengan baik. Kami hanyalah 31 anak yang mengejar impian secepat peluru dan mengejar obsesi untuk masa depan yang lebih baik. Jadi kalaupun kita terpisah dikala suatu saat nanti. Aku berharap nama "ASTERIVIUS" dapat tetap diingat sepanjang masa ampe kiamat deh skalian, hhe. These are not kind of hopes, but just Obsessions