Kamis, 12 November 2009

NOVEMBER HAPPINESS, Aku Kenyang!!

posted by: kafast

Sejarah palsu lagi nih, kawan! Palsu dalam artian nggak lepas dari kisah asli ya.
Rolling time?

Detik-detik proklamasi… Ralat, detik-detik menjelang outbond. Hiahaha. Outbond tereh euy! (Pasti tuh ceuk si Alay)

“AAAAADDDIIIIIIIIIIIIIIIIIIIITTT???!!!” teriak Asterivius histeris kala mendapati sebuah mangkuk besar sudah tertelungkup parah dan lalap_hejo melumur amburadul di dekat kaki sialan Sang Pembuat Onar (mangkok ato panci si? teuing ah, ceuk urang mah baskom da! heu.. kumaha dinya we :p)

Adit dengan tatapan bloon-bloon bersalah mengerutkan kening, diam tanpa kata dan berdiri dengan kaki sebelah menjijit dan sebelah lagi terbang di udara, takut kalau-kalau ia tergelincir saat sebelah kakinya mendarat, takut kalau-kalau setelah aksi gelinciran itu ia akan mati. Hiiiiii.

Detik berikutnya autis Adit mulai akut. (Anjrit, belegug!) Gimana nggak? Bukannya ngebantuin anak-anaknya, ciaaahhh anak-anak! Haha. Papa Adit malah sibuk lempar batu sembunyi tangan, nyalahin Mama Nyanya. Padahal kan yang salah Adit. Merdeka!!

Awan kelabu berarak lambat di ujung tiang Merah-Putih yang menusuk pedih perut langit, berarak lambat di atas bangunan tua yang tertancap kokoh di atas luasnya hamparan tanah sekolah, menandakan hari itu memang terbilang petang. Terdengar decitan pintu kelas tetangga yang kemudian dikunci rapat school guard. Yang menyadari hal ini hanyalah mereka-mereka yang hilang kemana entah.

“Mungkin meeting dengan tempat tidurnya,” ujar Diar, kebisuan itu terpecah. (SIATEH mawa-mawa ngaran urang?)

“Ha? Bagaimana dengan kekotoran ini? Harus dibersihkan secepatnya jika ingin bersih,” (Retno, Indonesianya santai aja kali, No! Ya iyelah musti dibersiin. Cari lap, cari lapp!)

Karena Asterivius CERDAS, mereka pun lekas memanggil psikiater, eh salah… memanggil ahli kebersihan dan tata ruang lingkungan hidup, bukan pakar peletmatika!

Terlihat dari tepi koridor, dua orang pria gepeng tengah menjajari langkah dengan tergesa saat diteriakki _ada sisa nasi liwet cenah, Mang!_ Beuh karena alasan itu keduanya jadi siga diberik anying. Finally dengan bantuan mereka yang tak jelas siapa namanya itu, pekerjaan sial membersihkan kelas pun usai. “Alhamdulillah, Gusti Nu Agung!” Uyud said.

Asterivius kemudian berjalan gontai menuju Kopem. Alah, kopem. Tiada Andi gening. Ya baguslah dengan BABAHUNGGA tanpa Andi itu Asterivius segera saja mengembalikkan senjata dapur sabangsa mangkok, sendok, katrol, gegeberan, termos, kompor gas, kulkass tanpa aral rintangan (oooyy…. komplit teuing ai nyaneh/maap-maap di Ciherang memang complicated ;]) “Yah, pokoknya mah yah Asterivius teh bukan kapaksa tateh jalan kaki ka Kopem ngembaliin barang beringasnya pemilik kantiiiin teh, tapi memang mengembalikan itu tugas kita yang yang meminjam”

Usai gila2an di Retno’s Birthday Party, Asterivius pun pulang sentosa membawa kenangan indah yang akan mereka rajut di hari berikutnya. Tiada lain tiada bukan adalah hari esok. Yak, mereka tunggu hari esok yang mungkin akan lebih pantas untuk mereka jadikan momentum kekompakkan Sepuluh Tujuh. Hari esok yang lebih pantas untuk mereka tulis dalam buku sejarah mereka^_^V

Some days after tomorrow…

Bukan dugaan, tapi memang sungguh benar banyak yang berbahagia di bulan November. Seenggaknya Asterivius merasakan kebahagiaan itu di sini, di X7’s room. Kalo ultahnya Ida akan lebih baik tidak diceritakan. Hehe. Peace!

“HAPPY BIRTHDAAAAAAY KANIIIIIIIIII,” sahutku terpekik di hadapannya bagai kejatuhan kipas angin ketika meremas kedua bahu Nenekku, Kani Satsuki.

“As… Astagfirullah.. Astagfirullahaladzim,” geramnya panik. Bola mata yang nyaris saja keluar dari kelopaknya ini membuat kedua tangan Kani tertungkup di wajahnya. (haha.. matanya Mama Nyanya toh yang serem, aku si biasa aja!)

“KARTINI!!” sentaknya kemudian.

Aku nyengir lebar tiada tega melihat respon Kani. Ia menjitak kepalaku tanpa ampun.

ADAAWWW KANI, maap!

Kubu asterivius ricuh tak menentu disusul lagu jepang yang hingar bingar di setiap pasang telinga mereka. Ada yang biasa ngorek computer, ada yang biasa alay ngorek remote, ada yang menjajakan jajanan berupa malkist, cookies dan susu beragam rasa. Huaaaahhhh jajanan favorit ungkul. Asiiiik!

“Mi, mi, mi, mi, mi, tissue-na atuh Mi, ih! Hiji. loba-loba teuing?”

“Iyaa…. Iya… bentar, sabar kenapa si?”

“Ammiiiii…. Kembaliannya dooonggg!”

“Bentar… bentar,”

“Bonusna mana, Mi? Urang geus meuli tilu yeuh.”

“Ha?!”

Ckckck…

Memang geli bukan main melayani pembeli gila. Nah, penjual gilanya dateng.

Salma menatap kantong plastik yang diasongkannya itu, minat tak berminat. Melepaskan kacamata lalu mengaitkannya di saku seragam. Memicingkan kedua matanya, seolah ingin melihat dengan jelas isi plastik2 itu.

Andi memasang senyum konyol paling manisnya. “Susu yang mana, geulis? Stroberi, Vanila, Coklat, Melon?”

“Yang melon warna apa?” tanyanya lambat-lambat.

(Hejo atuh, Ocil!) Tanpa munjukkan kekesalannya, Andi mengangkat kedua sudut bibirnya yang tersungging merekah.“Melon, warna merah,”

“Merah ya.. Eh kok merah sihh? Ijo kali,”

“Melon Buruk ini mah, Neng!”

Begitulah sampai jam pelajaran berganti.

Di jam kebebasan..

“Malkist siapa mau? Malkist siapa mau? Aku traktir!” tanya Kani sumringah sambil berjingkrak-jingkrak lalu meneguk fresh tea, melenyapkan dahaganya.

“MAAAAAAAUUUUUUUUU!!!” Sontak suara kompak itu menggempakan ruangan kelas. Disusul dengungan yang teredam antrean acak mengelilingi kursi Rahmi.

Salah satu dari mereka enggan berkerumun, menatap sedih perutnya yang mengeras dan padat. “Wareg euy. Hanyakal meuli tilu tadi…”

To be continued. Wait us @OutBond season. Ada sesi ultah Au-nya juga lho;)) Sip, sip, sip! Tunggu ya?!

Posted by : harukichi_98@yahoo.com